Thursday, September 24, 2009

PRINSIP-PRINSIP AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Prinsip Kelima

Dan di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah walJama'ah adalah haramnya keluar untuk
memberontak terhadap pemimpin kaum muslimin apabila mereka melakukan hal-hal yang menyimpang, selama hal tersebut tidak termasuk amalan kufur. Hal ini sesuai dengan perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang wajibnya ta'at kepada mereka dalam hal-hal yang bukan ma'shiyat dan selama belum nampak pada mereka kekafiran yang jelas. Berlainan dengan Mu'tazilah dan Khawarij yang mewajibkan keluar dari kepemimpinan para imam/pemimpin yang melakukan dosa besar walaupun belum termasuk amalan kufur dan mereka memandang hal tersebut sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Sedang pada kenyataannya, keyakinan Mu'tazilah dan Khawarij seperti ini merupakan kemungkaran yang besar kerana akan berlaku kekacauan dan berbagai kerosakan pada negara dan ummah.


Prinsip Keenam


Dan di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bersihnya hati dan mulut mereka terhadap para sahabat Rasul Radhiyallahu 'anhum sebagaimana hal ini telah digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika mengkisahkan Muhajirin dan Anshar dan pujian-pujian terhadap mereka.

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka mengatakan : Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-suadara kami yang telah mendahului kami dalam iman dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kebencian kepada orang-orang yang beriman : Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (Al- Hasyr : 10).

Dan sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Janganlah kamu sekali-kali mencela sahabat-sahabatku, maka demi dzat yang jiwaku di tangan-Nya, kalau seandainya salah seorang di antara kamu menginfakkan emas sebesar gunung uhud, nescaya tidak akan mencapai segenggam kebaikan salah seorang di antara mereka tidak juga setengahnya". (Dikeluarkan oleh Bukhary 3/3673, dan Muslim 6/ Juz 16 hal 92-93 atas Syarah Nawawy).


Berlainan dengan sikap orang-orang ahlul bid'ah baik dari kalangan Rafidhoh mahu pun Khawarij yang mencela dan meremehkan keutamaan para sahabat. Ahlus Sunnah memandang bahwa para khalifah setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah Abu Bakar, kemudian Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhumajma'in. Barangsiapa yang mencela salah satu khalifah di antara mereka, maka dia lebih sesat daripada keldai kerana bertentangan dengan nash dan ijma atas kekhalifahan mereka dalam silsilah seperti ini.

No comments:

Post a Comment